Sabtu, 26 Juli 2008

Peluang Usaha: Bisnis Pendidikan Anak Usia Dini, Barang Modal yang dibutuhkan (2)

Pada tulisan pertama mengenai PAUD, ada satu hal penting yang terlewatkan belum kita bahas yaitu barang - barang modal yang dibutuhkan untuk usaha PAUD ini. Nah, kali ini kita coba lihat apa saja yang sekiranya dibutuhkan untuk memulai usaha ini, diantaranya:

A. MAINAN
1. Puzzle Timbul
Puzzle dalam pecahan - pecahan kecil yang dapat disusun kembali untuk menciptakan kreativitas pada anak, sekaligus mengenalkan bentuk binatang.
Estimasi harga: Rp 25,000 / pc

2. Peraga pasak warna
(Puzzle bulat dari kayu)
Mainan ini bertujuan untuk mengenalkan warna pada anak, juga dapat dipakai untuk berhitung dan acak warna. Bahan berasal dari kayu yang dicat dengan aneka warna.
Estimasi harga: Rp 35,000 / set

3. Puzzle Abacus
Produk permainan edukatif untuk melatih dasar hitung, warna & bentuk, karena berhubugnan dengan angka atau bilangan.
Estimasi harga: Rp 5,000 - 35,000 / unit

4. Puzzle Angka
Berfungsi untuk mengenalkan angka dari 0 - 10, dengan warna - warna cerah dan menarik untuk anak.
Estimasi harga: Rp 25,000 / pc

5. Hiasan dinding aneka gambar dengan warna - warna cerah
Hiasan dinding terdiri dari berbagai macam bentuk , seperti kartun, buah, alat transportasi, binatang, dll, biasanya tersedia dalam aneka warna yang menarik.
Estimasi harga: Rp 8,000 / pc

6. Sempoa Plastik
Berfungsi sebagai alat bantu menghitung.
Estimasi harga: Rp 6,500 / pc

7. Sempoa Tangga
Berfungsi membantu anak untuk mau belajar menghitung dengan warna serta bentuk yang menarik.
Estimasi harga: Rp 27,000 / pc

B. MEJA & KURSI
1. Kursi sandaran aneka gambar
Yaitu kursi kayu yang dibentuk aneka gambar dan warna
Estimasi harga: Rp 50,000 - 60,000/pc

2. Kursi kuliah
Berdesain meja di depan bergabung dengan bangku
Estimasi harga: Rp 300,000 - 1,000,000/pc

3. Meja setengah biro tanpa laci
Estimasi harga: Rp 280,000/pc

4. Meja setengah laci tanpa biro dengan laci
Estimasi harga: Rp 340,000/pc

5. Meja aneka karakter
Sangat cocok untuk anak TK, dapat berupa karakter buah, binatang tau tokoh kartun
Estimasi harga: Rp 90,000/pc

6. Meja crayon
Tempat duduk yang dapat dijadikan meja dengan prinsip buka tutup, dengan aneka gambar.
Estimasi harga: Rp 125,000/pc

C. TAPE RECORDER

D. VCD / DVD PLAYER

E. AC UNTUK RUANG KELAS

F. LOCKER
Sebagai tempat penyimpanan barang untuk anak-anak, misalnya sikat gigi, sandal, baju cadangan, dll tergantung kebutuhan masing - masing.

G. ALAT PERMAINAN FISIK
Bisa ditempatkan baik indoor maupun otudoor, seperti ayunan, perosotan, mobil - mobilan, dll.

F. ALAT TULIS

1. Spidol
2. Pensil
3. Pulpen
4. Tinta white board
5. Kertas HVS
6. White board

Semua barang modal tersebut banyak terdapat di toko - toko yang khusus menjual peralatan sekolah TK/playgroup

(Sumber: diolah dari Tabloid Peluang Usaha tanggal 02 - 15 juni 2008)

Rabu, 18 Juni 2008

Peluang Usaha: Melakukan Inovasi Produk Agar Tetap Survive di Tengah Lonjakan Harga

Ada - ada saja ide para pelaku usaha untuk menyiasati lonjakan harga bahan baku dan menurunnya daya beli konsumen ditengah harga - harga yang seolah berlomba untuk terus naik. Kemarin saya melewati sebuah counter di mall yang ramai dikerubuti pembeli. Di counter berukuran kecil kira - kira 2 x 2 m itu tertulis : Roti Unyil 3 potong Rp 1,000. Karena penasaran dengan murahnya harga yang ditawarkan, saya nge-test membeli, dan ternyata harga 3 potong roti yang dijual memang benar - benar Rp 1,000. Setelah membeli, barulah saya maklum dengan harga tersebut, karena roti yang dijual juga mempunyai ukuran jauh lebih kecil dibanding roti "normal" lainnya, kira - kira hanya 2 x 4 cm, pas banget sama namanya, roti unyil. Untuk menghabiskan satu buah roti unyil tidak membutuhkan lebih dari 2x gigitan, tapi soal rasa, maknyuuusss....karena seperti roti "normal" lainnya, roti ini juga mempunyai beragam rasa, seperti coklat, pisang, strawberry, sosis, dan lain sebagainya.

Betul - betul inovasi produk yang cerdas. Apabila penjual tidak melakukan inovasi dengan "mengkerdilkan" rotinya, mungkin harga jual roti akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakunya. Artinya, inovasi roti unyil ini sepertinya bisa menjadi contoh win win solution, dimana pembeli tetap bisa membeli roti dengan kualitas yang sama (meskipun ukurannya lebih kecil), tanpa perlu menambah harga perolehan, dan penjual juga tetap survive dengan usahanya.

Selain kelangsungan usaha, dengan harga murahnya ini barangkali produsen ingin memperluas target market. Misalnya, bisa saja pangsa pasar sampai dengan usia sekolah dasar yang sebelumnya baru sebagian kecil saja yang menjadi pelangan setia atau belum terjamah sama sekali, kemudian bisa menjadi pasar potensial, karena harga yang ditawarkan murah sehingga bisa bersaing dengan jajanan anak - anak seperti wafer atau biscuit yang banyak dipasarkan dalam kemasan kecil seharga kurang dari Rp 2,000 per bungkusnya.

Selain harga murah yang merupakan keunggulannya, bentuk mini yang dimiliki roti ini juga bisa menjadi keunikan tersendiri yang menarik pembeli. Jadi pembeli bukan hanya datang dari penikmat roti tersebut, melainkan juga dari orang yang sekedar memenuhi rasa penasaran dan ingin mencoba roti yang bentuknya lain dari yang lain.

Pelaku usaha yang cerdik memang harus selalu ber-inovasi demi kelangsungan usahanya. Dan yang terpenting adalah memahami kebutuhan konsumen, dimana biasanya konsumen menginginkan kualitas yang baik dengan harga murah. Roti unyil ini hanyalah salah satu contoh, masih banyak inovasi yang dilakukan pelaku usaha yang lain, yang ujung - ujungnya adalah meraih profit dan usaha yang dijalankan bisa tetap survive . Bukan begitu?

Kamis, 12 Juni 2008

Peluang usaha sampingan bagi karyawan

Trend kebutuhan dan biaya hidup terus saja naik membuat kepala pusing tujuh keliling, terutama bagi pekerja yang kebetulan gajinya pas - pasan saja, atau malah kurang untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan. Kejam sungguh kejam...8 jam kerja per hari, belum lagi yang lembur,membuat karyawan harus pergi pagi pulang malam, meninggalkan anak2nya seharian, eehh...giliran gajian cuma numpang lewat langsung bablass...Jadi gimana ya caranya biar kita bisa saving? Jawabannya tentu harus menambah penghasilan. Minta naik gaji? kayaknya nggak semudah yang kita mau tuh... yuk, kita coba bahas kira - kira ada peluang nggak ya untuk mendapatkan penghasilan tambahan?

Reseller makanan ringan, bisa kantor maupun di luar kantor.
Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga karena berstatus karyawan, sebaiknya dipilih produk yang tahan lama dan tidak memerlukan perlakuan khusus. Contohnya adalah produk cemilan ringan dalam kemasan. Bagi yang merasa gengsi, jualan di kantor bukan berarti harus direct selling, bisa saja dititipkan di kantin, koperasi, atau melalui OB kantor. Kalau di luar kantor, bisa dititipkan di warung atau toko. Untuk sumber barangnya, bisa membeli snack curah dari produsen langsung atau dari pasar, kemudian dikemas dengan berat tertentu. Atau cara yang lebih praktis adalah dengan membeli kepada perusahaan snack repacking. Selain tidak repot, produk pun terlihat lebih bernilai karena biasanya sudah ditempel merk, salah satu contohnya bisa dilihat di www.krispisnack.com.

Reseller sepatu
Bagi pekerja kantoran, sepatu merupakan "kebutuhan primer" karena merupakan atribut wajib yang harus selalu dikenakan setiap hari. Kebutuhan ini bisa menjadi peluang bagi yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi reseller sepatu. Untuk menjual sepatu kita tidak perlu kulakan sepatu, dan tidak perlu mengeluarkan modal besar. Lebih baik mendaftar menjadi reseller/ agen ke produsen/distributor sepatu yang menawarkan keagenan. Selain modalnya kecil, jualan juga tidak repot karena biasanya cukup menggunakan brosur saja. Setelah ada order yang diterima, baru kita melakukan pemesanan kepada produsen/distributor sepatu tersebut. Kalau buka internet, kita akan menemukan banyak penawaran untuk menjadi reseller sepatu, tinggal dipilih mana yang cocok. Contoh penawaran sejenis bisa kita temukan di www.sepatuwanita.com
www.sepatubandung.blogspot.com

Reseller Pakaian
Untuk reseller pakaian sama saja dengan reseller sepatu. Banyak yang menawarkan reseller/keagenan untuk penjualan baju, salah satu yang baru saja saya buka www.grosirbajumuslim.blogspot.com.

Ketiga contoh tersebut hanyalah sebagaian kecil dari berbagai peluang penghasilan tambahan yang mungkin untuk dijalankan bagi karyawan. Mungkin hasilnya tidak terlalu besar, tapi lumayan daripada tidak ada tambahan sama sekali, bukan begitu?.


PELUANG USAHA: Bisnis Franchise

Saat ini bisnis franchise di Indonesia, khususnya di kota - kota besar tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Bukan saja franchise dengan modal besar, tapi juga franchise berskala UKM yang memanfaatkan kios - kios, membuka counter di mall ataupun ruko - ruko di komplek perumahan. Produk yang ditawarkan beraneka macam, misalnya jenis minuman dan makanan seperti teh, tebu, singkong, pisang, donat, dll. Semuanya diolah dalam aneka jenis dan kemasan yang menarik, dari makanan yang biasa - biasa saja menjadi makanan istimewa dan pantas untuk dijadikan oleh - oleh maupun sekedar suguhan di meja tamu. Untuk membelinya pun kita tidak perlu mengeluarkan banyak uang, karena banyak diantaranya bisa didapatkan dengan harga antara Rp 2000 hingga Rp 5000 / pc.

Baik franchisor maupun franchisee (pembeli waralaba) sama - sama diuntungkan dengan bisnis ini. Franchisor diuntungkan karena untuk perluasan market-nya dia tidak perlu mengeluarkan modal untuk membuka cabang, melainkan cukup dengan mengalihkan tugas marketing kepada para franchisee-nya. Memangkas biaya promosi, karena pendirian outlet oleh para franchisee-nya, sudah dengan sendirinya merupakan bentuk promosi yang makin membuat brand miliknya dikenal oleh masyarakat.

Bagi franchisee, keuntungannya karena: Produk yang dijual biasanya sudah dikenal di masyarakat, sehingga memangkas biaya promosi untuk pengenalan produk. Dukungan teknis dari franchisor, misalnya berupa training pegawai dan pengadaan peralatan. Ringkasnya, memulai usaha menjadi begitu mudah asalkan memiliki tempat usaha dan modal sebesar yang ditentukan franchisor.

Bagi yang tidak memiliki cukup modal, maka bisa mengambil kredit dari bank. Bank yang secara khusus memiliki produk kredit waralaba saat ini adalah Bank Himpunan Saudara 1906. Namun sebenarnya, meski tidak memiliki produk khusus bernama kredit waralaba bank-bank lain seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Permata juga turut menyediakan kredit ini. Pada periode Januari hingga Agustus 2007 saja misalnya, BRI telah menyalurkan dana Rp8,6 triliun kredit bagi usaha di bidang waralaba. Dalam penyaluran kreditya, ia mengatakan pihaknya tidak membatasi plafon. Alhasil jumlah kredit yang disalurkan pun beragam, ada yang hingga Rp700 juta, namun ada juga yang di bawah Rp100 juta. (sumber:www.wirausaha.com)

Bagi yang ingin mencoba bisnis ini, sebelum menentukan franchise yang dipilih sebaiknya mencari informasi sebanyak - banyaknya mengenai beragam franchise yang ditawarkan beserta kelebihan dan kekurangannya. Informasi mengenai franchise ini banyak sekali kita dapati di internet, diantaranya: www.waralabaku.com, www.waralaba.com, www.franchise-id.com, dsb.

Sinyalemen Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar perlu menjadi perhatian para franchisee. Disebutkan, dari 129 franchise lokal, hanya 15%-nya saja yang franchiseable atau memenuhi syarat sebagai franchise. Sisanya belum bisa dikategorikan sebagai usaha franchise tetapi sudah mengklaim sebagai usaha waralaba. Mereka ini baru bisa dimasukkan sebagai business opportunity. (sumber:www.majalahfranchise.com)

Nah, kategori franchise-kah atau business opportunity-kah yang menjadi pilihan Anda? Menurut saya, apapun kategorinya biarkan saja para pakar franchise dan pasar yang menilainya. Bagi pelaku usaha yang terpenting adalah menguntungkan atau tidaknya suatu usaha. Bukankah begitu?

Senin, 09 Juni 2008

PELUANG USAHA: BISNIS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (1)

Setiap orang tua menginginkan putra putrinya untuk tumbuh menjadi anak yang berprestasi, bukan hanya prestasi akademik, namun juga prestasi non akademik yang membanggakan, plus akhlak yang baik tentunya. Untuk mencapainya, tentulah dibutuhkan pola pendidikan yang baik sejak anak usia dini.

Bagi yang tertarik dengan bidang pendidikan, ini merupakan peluang yang sangat potensial. Kebutuhan akan pendidikan di usia dini telah direspon sangat baik oleh para pelaku usaha di bidang ini. Banyak bermunculan lembaga - lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal berupa kursus- kursus. Biasanya lokasi yang diincar adalah perumahan menengah ke atas, dimana sedikit atau banyaknya anak usia dini di lingkungan tersebut sudah dapat diprediksi sebelumnya. Tidak jarang kita jumpai suatu perumahan yang didalamnya terdapat beberapa lembaga pendidikan, baik Playgroup, TK maupun kursus - kursus yang jenisnya beragam, seperti kursus bahasa asing, kursus calistung (baca tulis hitung), kursus musik, vokal, basket, dan lain sebagainya.

Apakah modalnya selalu besar? Tentu saja tidak. Bagi yang belum memiliki cukup modal, usaha ini sebenarnya bisa dimulai dari usaha rumahan kecil - kecilan. Untuk jenis pendidikan yang ditawarkan bisa dimulai dari skill yang dimiliki si pendiri usaha ini. Misalnya kita mempunyai kemampuan bahasa asing, maka terbuka peluang untuk membuka kursus bahasa asing. Target market-nya bisa dimulai dari lingkungan perumahan dimana kita tinggal. Metode promosi sederhana, bisa dari mulut ke mulut, melalui brosur yang dibagikan ke warga perumahan atau memasang spanduk di depan rumah. Untuk ruang belajar bisa memanfaatkan ruangan di rumah, dan meja kursi yang telah ada. Jadi, modal yang diperlukan sementara hanya peralatan belajar - mengajar sederhana yang tidak membutuhkan biaya besar untuk memperolehnya, misalnya buku, papan tulis dan spidol.

Bagi yang memiliki modal, usaha ini bisa dijalankan dengan mendirikan lembaga pendidikan. Namun seperti halnya usaha yang lain, modal saja belum cukup untuk menjamin kesuksesan. Apalagi banyak sekali pesaing di bidang ini. Diperlukan rencana matang, yang didalamnya termasuk: Penentuan tempat usaha yang strategis, karena tempat merupakan faktor penting yang turut menentukan berhasil atau tidaknya usaha ini. Promosi, dapat dilakukan dengan menyebarkan brosur, memasang iklan di media cetak maupun online, mengikuti pameran dan kegiatan - kegiatan atau perlombaan yang banyak diselenggarakan untuk anak - anak usia dini, penawaran discount / paket murah, dsb. Tenaga pengajar, bisa direkrut tenaga yang berpengalaman di bidang pendidikan yang ditawarkan.

Kendala apa yang dihadapi pelaku bisnis ini ya? Yang pasti apabila jumlah murid tidak memenuhi target, sehingga tidak bisa menutup biaya operasional yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Tapi bukan usaha namanya kalau tanpa kendala, karena itu harus dibuat promosi yang menarik agar orang tua tertarik dan mempercayakan pendidikan putra putrinya di lembaga kita. Dan jangan lupa, prestasi anak didik yang dihasilkan juga merupakan promosi yang sangat ampuh untuk mempengaruhi para orang tua untuk mendaftarkan anaknya di suatu sekolah atau kursus.

Nah, bagaimana pendapat rekan - rekan?







Selasa, 03 Juni 2008

Merespon Peluang

BBM naik lagi... naik lagi...dan seperti biasanya juga harga - harga pun sudah mulai naik. Lalu bagaimana ya caranya kita menyikapi biaya hidup yang trend-nya naik terus, sementara pendapatan kita tidak bertambah? Mungkin jawaban setiap orang akan sama: cari peluang untuk menambah pendapatan.

Jawaban boleh sama, tapi sikap dan tindakan belum tentu...Setidak - tidaknya menurut pengamatan saya di lingkungan sekitar saya, ada beberapa kategori kelompok orang dalam hal ini. Sebelumnya perlu diingat, tulisan ini hanya pendapat saya pribadi, segala kekeliruan semata karena kekurangan saya, jadi mohon dimaafkan dan dimaklumi ya...

Kelompok Pertama, adalah orang yang pasrah menerima nasib. Biaya hidup terus meningkat, pendapatan yang diperoleh makin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, dan dia tidak melakukan apapun untuk merubah keadaan. Nggak nyaman kali ya, satu hal yang pasti dirasakan adalah terus kepusingan mikirin tagihan listrik, telepon, belum lagi credit card, biaya sekolah anak, pusiiingggg.......

Kelompok Kedua, adalah kelompok NATO-No Action Talk Only-. Orang dalam kelompok ini mempunyai banyak peluang di pikirannya, dan biasanya terus bicara mengenai peluang tersebut dan rencana - rencana untuk menggapainya. Tapi sayang, rencana - tinggal rencana tanpa pernah ada tindakan untuk merealisasikan peluang yang selalu dibicarakannya.

Kelompok Ketiga, adalah orang - orang yang "keburu nafsu", maunya sukses yang diperoleh secara instant. Begitu "merasa" ada peluang, tanpa pikir panjang dia akan langsung ambil peluang itu. Biasanya tipikal ini sekedar ikut - ikutan, dan begitu menemui kendala dia akan langsung mundur. Misalnya lagi trend MLM, dia ikutan MLM tapi tidak serius menjalankannya sehingga hasilnya tidak maksimal bahkan mungkin gatot alias gagal total. kemudian dia lihat lagi trend bisnis franchise, dia ikut - ikutan buka usaha tersebut tanpa mempertimbangkan banyaknya kompetitor, lokasi usaha, modal usaha, dan lain2nya.

Kelompok Keempat, orang dengan perencanaan matang. Orang dalam kelompok ini merupakan kebalikan dari tiga kelompok lainnya. Mereka adalah orang - orang kreatif yang tidak mau tinggal diam menerima nasib, mereka tidak sekedar bicara, dan mereka berbuat dengan pertimbangan yang matang.

Idealnya memang setiap orang berada dalam Kelompok Keempat. Jika demikian, tentunya jumlah pengangguran akan berkurang, jumlah orang miskin berkurang, dan tidak perlu ada antrian penerima BLT yang begitu panjang. Namun untuk menjadi kelompok keempat-pun tidaklah mudah, diperlukan pengetahuan, kemauan untuk belajar, keingintahuan, keuletan dan sifat - sifat positif lainnya, dan tentunya juga kesempatan. Kesemuanya itu memang tidak dimiliki setiap orang, tapi tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar bukan?...

Lalu, termasuk dalam kelompok manakah kita?