Rabu, 18 Juni 2008

Peluang Usaha: Melakukan Inovasi Produk Agar Tetap Survive di Tengah Lonjakan Harga

Ada - ada saja ide para pelaku usaha untuk menyiasati lonjakan harga bahan baku dan menurunnya daya beli konsumen ditengah harga - harga yang seolah berlomba untuk terus naik. Kemarin saya melewati sebuah counter di mall yang ramai dikerubuti pembeli. Di counter berukuran kecil kira - kira 2 x 2 m itu tertulis : Roti Unyil 3 potong Rp 1,000. Karena penasaran dengan murahnya harga yang ditawarkan, saya nge-test membeli, dan ternyata harga 3 potong roti yang dijual memang benar - benar Rp 1,000. Setelah membeli, barulah saya maklum dengan harga tersebut, karena roti yang dijual juga mempunyai ukuran jauh lebih kecil dibanding roti "normal" lainnya, kira - kira hanya 2 x 4 cm, pas banget sama namanya, roti unyil. Untuk menghabiskan satu buah roti unyil tidak membutuhkan lebih dari 2x gigitan, tapi soal rasa, maknyuuusss....karena seperti roti "normal" lainnya, roti ini juga mempunyai beragam rasa, seperti coklat, pisang, strawberry, sosis, dan lain sebagainya.

Betul - betul inovasi produk yang cerdas. Apabila penjual tidak melakukan inovasi dengan "mengkerdilkan" rotinya, mungkin harga jual roti akan mengalami kenaikan yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakunya. Artinya, inovasi roti unyil ini sepertinya bisa menjadi contoh win win solution, dimana pembeli tetap bisa membeli roti dengan kualitas yang sama (meskipun ukurannya lebih kecil), tanpa perlu menambah harga perolehan, dan penjual juga tetap survive dengan usahanya.

Selain kelangsungan usaha, dengan harga murahnya ini barangkali produsen ingin memperluas target market. Misalnya, bisa saja pangsa pasar sampai dengan usia sekolah dasar yang sebelumnya baru sebagian kecil saja yang menjadi pelangan setia atau belum terjamah sama sekali, kemudian bisa menjadi pasar potensial, karena harga yang ditawarkan murah sehingga bisa bersaing dengan jajanan anak - anak seperti wafer atau biscuit yang banyak dipasarkan dalam kemasan kecil seharga kurang dari Rp 2,000 per bungkusnya.

Selain harga murah yang merupakan keunggulannya, bentuk mini yang dimiliki roti ini juga bisa menjadi keunikan tersendiri yang menarik pembeli. Jadi pembeli bukan hanya datang dari penikmat roti tersebut, melainkan juga dari orang yang sekedar memenuhi rasa penasaran dan ingin mencoba roti yang bentuknya lain dari yang lain.

Pelaku usaha yang cerdik memang harus selalu ber-inovasi demi kelangsungan usahanya. Dan yang terpenting adalah memahami kebutuhan konsumen, dimana biasanya konsumen menginginkan kualitas yang baik dengan harga murah. Roti unyil ini hanyalah salah satu contoh, masih banyak inovasi yang dilakukan pelaku usaha yang lain, yang ujung - ujungnya adalah meraih profit dan usaha yang dijalankan bisa tetap survive . Bukan begitu?

Tidak ada komentar: